Lebih lanjut Menurut Dian Wiwekowati, Kepala Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Perkotaan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah, angka itu diperoleh dari penelitian yang dilakukan September 2010.
Ia memisalkan di kawasan Jakarta Utara, hasil penelitian menunjukkan kualitas air tanah yang tercemar berat E-coli mencapai 47 persen, tercemar sedang 27 persen, tercemar ringan 13 persen, dan yang baik hanya 13 persen.
" Di wilayah lain hasilnya beragam, namun kualitas air yang baik hanya berkisar antara 7 hingga 35 persen saja, " kata dia di Jakarta
Pencemaran terberat terjadi di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, yakni masing-masing mencapai 93 persen dan 91 persen. Sedangkan di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan pencemaran mencapai 65 persen.
Bakteri E-coli, menurut Dian, meresap ke air tanah dari rembesan septic tank. Selain itu, rembesan air laut juga memungkinkan infeksi bakteri dan bahan-bahan pencemar lainnya.
Untuk mencegah pencemaran yang lebih berat, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah ( BPLHD ) menyarankan untuk membuat septic tank TANPA REMBESAN, atau yang lebih dikenal dengan istilah Septic Tank Biological Biotechnology System BIOFRESH, karena dengan menggunakan septic tank ini akan membantu mengurangi tingkat pencemaran air tanah, karena Septic Tank Biological Biotechnology System BIOFRESH dengan teknologi lanjut dan dapat mengolah feses dan selanjutnya disalurkan ke drainase umum tanpa diresapkan, sehingga lebih ramah lingkungan.
Segera gunakan Septic Tank Biological Biotechnology System BIOFRESH untuk lingkungan yang lebih baik.
Septic Tank BIOFRESH lebih ramah lingkungan.!